Definisi Qiyamul Lail dan Sholat Tarwih
Secara
umum sholat di malam hari setelah sholat ‘Isya sampai subuh disebut
Qiyamul Lail. Di dalam Al-Qur`an Al-Karim, Allah Subhanahuwata'ala
berfirman :
“Hai
orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam
hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah
dari seperdua itu sedikit, atau lebihdari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil : 1-4)
Dan
sholat di malam hari juga disebut sholat Tahajjud. Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman : “Dan pada sebahagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai
suatu ibadah tambahan bagimu:mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”. (QS. Al-Isra` : 79)
Tahajjud secara bahasa adalah
bermakna membuang tidur. Berkata Imam Ath-Thobary : “Tahajjud adalah
begadang setelah tidur” kemudian beliau membawakan beberapa nukilan dari
ulama Salaf tentang hal tersebut.
Adapun sholat Tarawih,
definisinya adalah Qiyamul Lail secara berjama’ah di malam Ramadhan.
Menurut keterangan Al-Hafizh Ibnu Hajar dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin,
dinamakan Tarawih –yang dia merupakan kata jamak dari tarwihah yang
bermakna ditebalkan- dikarenakan pada awal kali pelaksanaannya
orang-orang memperpanjang berdiri, rukuk dan sujud, apabila telah
selesai empat raka’at dengan dua kali salam maka mereka beristirahat
kemudian sholat empat raka’at dengan dua kali salam lalu beristirahat
kemudian sholat tiga raka’at ,sebagaimana dalam hadits ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha riwayat Al-Bukhary dan Muslim :
“Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tidaklah menambah pada
(bulan) Ramadhan dan tidak pula pada selain Ramadhan lebih dari sebelas
raka'at. Beliau sholat empat (raka'at), jangan kamu tanya tentang
baiknya dan panjangnya, kemudian beliau sholat empat (raka'at) jangan
kamu tanya tentang baiknya dan panjangnya kemudian beliau sholat tiga
(raka'at)”.
Dan perlu diketahui bahwa penamaan
sholat lail di malam Ramadhan dengan nama Tarawih adalah penamaan yang
sudah lama dan di kenal dikalangan para Ulama tanpa ada yang
mengingkari. Perhatikan bagaimana Imam Al-Bukhary (Wafat tahun 256 H)
dalam Shohih-nya menulis kitab khusus dengan judul Kitab Sholat
At-Tarawih dan demikian pula Muhammad bin Nashr Al-Marwazy (Wafat tahun
294 H) dalam Mukhtashor Qiyamul Lail. Demikian pula disebut oleh para
Ulama lainnya, abad demi abad tanpa ada yang mengingkarinya.
Karena itu alangkah sedikit pemahaman
agama sebahagian orang di zaman ini yang mengingkari penamaan sholat
lail di malam Ramadhan dengan nama sholat Tarawih, dan lebih menakjubkan
lagi, ada sebahagian orang tanpa rasa malu menganggap bahwa sholat
Tarawih adalah bid’ah. Nas`alullaha As-Salamata Wal ‘Afiyah.
Baca : Fathul Bari 3/3,
4/250, Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah karya Syaikh Ibnu Baz
11/317-318, Asy-Syarh Al-Mumti’ 4/12-13 dan Majmu’ Fatawa wa Rasa`il
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin 14/210.
0 komentar:
Posting Komentar