Di dalam Al Qur’an Allah banyak menceritakan tentang adzab yang
menimpa kaum-kaum terdahulu. Tentu saja cerita-cerita tersebut bukan
sekedar cerita belaka. Namun di balik itu semua hendaknya kita dapat
mengambil sebuah pelajaran yang berharga, ternyata adzab tersebut
terjadi karena penentangan mereka terhadap sunnah (ajaran) para Rasul.
Allah
pun memberikan ancaman-Nya kepada para penentang sunnah Rasul-Nya yang
terakhir yaitu Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, di dalam firman-Nya
yang artinya:
“Berhati-hatilah orang yang menyelisihi perintah dia (Rasul) akan menimpa kepadanya fitnah atau adzab yang pedih”. (An Nuur: 63)
Al
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Hendaklah takut siapa saja yang
menyelisihi syari’at Rasul secara lahir maupun batin untuk tertimpa
fitnah dalam hatinya berupa kekafiran, kemunafikan, bid’ah atau tertimpa
adzab yang pedih di dunia dengan dihukum mati, had, dipenjara atau yang
lainnya.”
Maka tidak diperkenankan bagi seorang muslim menentang
sunnah Rasulullah ? karena mengikuti ucapan seseorang walaupun orang itu
memiliki kedudukan yang sangat mulia, sebagaimana Ibnu Abbas ? berkata:
“Sungguh aku sangat khawatir hujan batu akan menimpa kalian, aku
mengatakan: “Telah berkata Rasulullah”, sedangkan kalian mengatakan:
“Telah berkata Abu Bakar dan Umar”. (H.R Ahmad)
Lallu bagaimana
kiranya dengan orang-orang yang menolak sunnah (perintah) Rasulullah ?
dengan sekedar mengikuti perkataan pimpinan organisasi, partai, adat,
atau AD/AR sebuah organisasi ?
BAHAYA MENENTANG SUNNAH NABI
Diantara bahaya-bahaya yang bisa menimpa seseorang yang menetang sunnah Rasul ? adalah:
1. Terjerumus ke dalam kesesatan dan dimasukkan ke jahanam. Allah berfirman yang artinya:
“Dan
siapa saja yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan
mengikuti jalan yang bukan jalan kaum mukminin, maka Kami biarkan ia
berpaling ke dalam kesesatan yang telah dia tempuh sendiri lalu Kami
masukkan dia ke dalam jahannam, sedangkan jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali.” (An Nisaa’: 115)
2. Akan di usir dari Haudh
(telaga) Rasulullah di hari kiamat nanti, padahal barangsiapa yang
meminum darinya tidak akan haus selama-selamanya, sebagaimana yang
dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang
diriwayatkan oleh Al Imam Muslim.
3. Tertolaknya amalan ibadah. Allah berfirman yang artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suara kalian
melebihi suara Nabi, dan janganlah kalian berkata kepadanya dengan suara
yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kalian terhadap
sebagian yang lain, supaya tidak terhapus (tertolak) amalan kalian ,
sedangkan kalian tidak menyadari”. (Al-Hujurat: 2)
Al Imam Ibnul
Qoyyim berkata: “Lalu bagaimana dengan orang yang mendahulukan selain
perkataan, dan petunjuk Rasulullah ?! Bukankah, lebih akan terhapus
amalnya sedangkan ia tidak menyadarinya ?!” (Al Waabilus Shoyyib: 24)
4. Menggugurkan dan membatalkan keimanan. Allah berfirman yang artinya;
“Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa berat hati terhadap
keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” ( An
Nisaa’: 65)
BENTUK-BENTUK PENENTANGAN TERHADAP SUNNAH RASULULLAH
Diantara bentuk penentangan terhadap sunnah Rasulullah ? yang bisa
disebutkan dalam kajian kali in adalah:
1. Mencukupkan Al Qur’an
tanpa petunjuk As Sunnah, sebagaimana yang dilakukan sekte Qur’aniyyun
yang lebih pantas disebut sekte Inkarus Sunnah, hal ini sangat
bertentangan dengan firman Allah , yang artinya:
“Dan segala
perkara yang diperintahkan Rasul (Sunnah) maka ikutilah dan segala
perkara yang dia larang maka jauhilah”. (Al Hasyr: 7)
Rasulullah ?
sendiri telah memberitakan akan munculnya suatu kelompok yang
meremehkan sunnah (hadits)nya. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
Miqdam bin Ma’di Karib, Rasulullah ? bersabda:
“Dikhawatirkan
seseorang duduk bertelekan di atas sofanya (dalam keadaan sombong),
ketika dibacakan sebuah hadits dariku dia mengatakan: “Cukup antara kami
dan kalian Kitabullah (Al Qur’an). Apa yang kita dapati di dalamnya
suatu yang halal maka kita halalkan dan suatu yang haram maka kita
haramkan. Beliau mengatakan: “Ketahuilah sesungguhnya apa yang
Rasulullah haramkan seperti apa yang Allah haramkan. (H.R Ibnu Majah)
2.
Menolak hadits-hadits ahad selain mutawatir dalam masalah aqidah
walaupun hadis-hadits tersebut shohih, sebagaimana yang disebarkan oleh
sekte Mu’tazilah. Faham ini berkembang ketika masuknya ilmu filsafat di
tengah-tengah umat Islam.
3. Mendahulukan akal di atas sunnah
Rasulullah, seperti yang dilakukan Mu’tazilah, Aqlaniyyun ( para pendewa
akal), Jaringan Islam Liberal (JIL) dan para ahli filsafat. Allah
melarang perbuatan mereka dalam firman-Nya yang artinya:
“Wahai
orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahulukan ucapan siapapun
terhadap ucapan Allah dan Rasul-Nya”. (Al Hujurat: 1)
4. Taqlid
terhadap madzhab, golongan, partai, atau adat tertentu sebagaimana
kebiasaan orang-orang musyrikin terdahulu. Allah mencela sifat yang
demikian dalam firman-Nya yang artinya:
“Dan jika dikatakan kepada
mereka (orang-orang musyrikin): “Ikutilah apa yang telah Allah turunkan
(Al Qur’an dan As Sunnah)”, maka mereka menjawab: “Bahkan kami tetap
mengikuti apa yang telah ditempuh nenek moyang kami.” (Al Baqarah: 170)
SIKAP PARA SAHABAT TERHADAP PENENTANG SUNNAH RASUL
Berkata
Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu: “Janganlah engkau
meninggalkan satu amalan pun yang dilakukan Rasulullah, kecuali engkau
beramal dengannya. Sungguh aku sangat khawatir, jika engkau meninggalkan
amalan yang diperintahkan oleh Rasulullah, maka engkau akan menyimpang
(dari al haq)”.
Dari Abu Qatadah berkata: “Kami pernah di sisi
‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu dalam suatu rombongan dan di
antara kami terdapat Busyair bin Ka’ab. Maka pada suatu hari ‘Imran
berbicara kepada kami, bahwasanya Rasulullah bersabda: “Sifat malu itu
baik semuanya”. Maka Busyair bin Ka’ab berkata: “Sesungguhnya kami
mendapati di sebagian kitab atau hikmah bahwa dari malu itu ada yang
merupakan ketentraman dan penghormatan kepada Allah, tetapi pada malu
itu juga ada kelemahan.” Maka ‘Imran pun marah sampai merah kedua
matanya dan berkata: “Tidakkah kamu melihat aku, aku mengajak bicara
kepadamu dengan hadits dari Rasulullah, sedangkan kamu menentangnya!!”
(Muttafaqun ‘alaihi)
BEBERAPA FAKTA TENTANG ADZAB ALLAH DI DUNIA BAGI PARA PENENTANG SUNNAH
1.
Dari Salamah bin Al-Akwa’, bahwasanya seseorang pernah makan di sisi
Rasulullah dengan tangan kirinya. Maka beliau berkata: “Makanlah dengan
tangan kananmu!” Orang menjawab: “Saya tidak bisa.” (Maka) beliau
berkata: “Kamu tidak akan bisa (selamanya).” Tidak ada yang menghalangi
dia (untuk makan dengan tangan kanannya) melainkan sifat sombong.
Berkata (Salamah bin Al-Akwa’): “Maka orang itu pun (akhirnya) tidak
bisa mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya (selamanya).” (HR. Muslim
no.2021)
2. Dari Abu Yahya As-Saajii dia berkata: “Kami berjalan
di lorong-lorong kota Bashrah menuju ke rumah salah seorang Ahli Hadits,
maka aku mempercepat jalanku dan ada seseorang di antara kami yang
jelek sesat pemahaman agamanya, berkata: “Angkatlah kaki-kaki kalian
dari sayap-sayapnya para Malaikat, jangan kalian mematahkannya”,
(seperti orang yang istihza`/memperolok-olok)”, maka (akhirnya) kaki
orang tersebut tidak bisa melangkah dari tempatnya sehingga kering kedua
kakinya dan kemudian roboh.” (Bustaanul ‘Aarifiin, Al-Imam An-Nawawi
hal.92). Maksud dari orang tersebut hendak mengolok-olok hadits
Rasulullah ? yang diriwayatkan sahabat Abu Darda’ ?, bahwa Rasulullah ?
bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِي فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ
اللهُ لَهُ طَرِيْقُا إِلَى الْجَنَّةِ، وَ أّنَ الْمَلائِكَةَ لَتَضَعُ
أَجْنَحَتِهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصْنَعُ
“Barangsiapa
yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju Jannah (surga) dan sesungguhnya para Malaikat mengkaparkan
sayap-sayapnya untuk seorang penuntut ilmu ketika mereka suka kepada
apa yang ia lakukan.” (H.R. Abu dawud dan At Titmidzi)
PENUTUP
Sehingga
tidak pantas bagi setiap muslim untuk tidak mengindahkan sunnah
Nabinya, apalagi sampai menghinakannya setelah melihat bagaimana
pedihnya akibat orang-orang yang menentang As Sunnah sebagaimana yang
diberitakan Al Qur’an, atau hadits-hadits Nabi serta bagaimana sikap
para sahabat kepada mereka.
Wallahu ‘a’lam
HADITS-HADITS LEMAH YANG TERSEBAR DI KALANGAN UMAT
Hadits Mu’adz bin Jabal ketika diutus ke Yaman, Rasulullah bertanya:
كَيْفَ
تَقْضِي إِذَا عَرَضَ لَكَ قَضَاءٌ ؟ قَالَ أَقْضِي بِمَا فِيْ كِتَابِ
اللهِ. قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْ كِتَابِ اللهِ ؟ قَالَ: بِسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ، قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْ سُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ ؟
قَالَ: أَجْتَهِدُ رَأْيِي
“Dengan apa kamu memutuskan suata
perkara? Mu’adz menjawab: “Saya memutuskan dengan Kitabullah (Al
Qur’an). Rasulullah bertanya: “Kalau seandainya tidak ada di dalam Al
Qur’an? Mu’adz berkata: “Saya memutuskan dengan As Sunnah? Rasulullah
bertanya: “Kalau seandainya tidak ada? Mu’adz berkata: “Saya berijtihad
dengan pendapatku”. (H.R Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi dan yang lainnya)
Hadits ini lemah karena terdapat tiga illat (sebab kelemahan):
1. Yang benar adalah mursal, hadits ini bukan datang dari Mu’adz akan tetapi datang dari murid-murid Mu’adz.
2. Tidak diketahui siapa murid-murid Mu’adz tersebut (Majhul) ?.
3.
Ada seorang rawi yang bernama Al Harits bin Amr. Ibnu Hazm dan Adz
Dzahabi berkata: “Dia adalah seorang yang majhul (tidak diketahui siapa
dia ?, dan tidak ada satu pun yang meriwayatkan hadits ini kecuali dari
jalannya).
Sehingga hadits ini dilemahkan para Ahlu Hadits
diantaranya: Al Imam Al Bukhari, At Tirmidzi, Ibnul Jauzi, Ibnu Hazm, Al
Hafizh Ibnu Hajar dan yang lainnya. (Lihat Silsilah Al Ahadits Adh
Dho’ifah no. 881, karya Asy Syaikh Al Albani)
KEGIATAN MANASIK HAJI
Kegiatan Berlangsung di Area Sekolah Oleh Guru Kelas
Media Interaktif Multimedia Komputer
Kegiatan Berlangsung di Laboratorium Komputer
Berprestasi Dalam Setiap Kompetensi
Penghargaan di Berikan di Sela Acara Kegiatan di TK Al Umm
Praktek Sholat Berjamaah di Sentra Ibadah
Kegitan Berlangsung di Aula Musholla TK Al Umm
Belajar Seni Beladiri Tapak Suci
Kegiatan Ekstrakurikuler di TK Al Umm Kembiritan
0 komentar:
Posting Komentar