FOTO
INFO Kajian Rutin di Masjid Mujahidin Kembiritan Genteng Banyuwangi (Bakda Maghrib), Senin & Selasa (Bahasa Arab) : Ustadz Munir, Rabu (Syarhus Sunnah) : Ustadz Tanzilul Furqan, Kamis (Tafsir Ibnu Katsier) : Ustadz Arif Bachtiar, Jum'at (Tahsin) : Ustadz Arif Bachtiar, Sabtu (Bulughul Maram) : Ustadz M. Ayyub, Lc. Kontak Kami : NAJIB (082330757075)
KEGIATAN MANASIK HAJI

Kegiatan Berlangsung di Area Sekolah Oleh Guru Kelas

Media Interaktif Multimedia Komputer

Kegiatan Berlangsung di Laboratorium Komputer

Berprestasi Dalam Setiap Kompetensi

Penghargaan di Berikan di Sela Acara Kegiatan di TK Al Umm

Praktek Sholat Berjamaah di Sentra Ibadah

Kegitan Berlangsung di Aula Musholla TK Al Umm

Belajar Seni Beladiri Tapak Suci

Kegiatan Ekstrakurikuler di TK Al Umm Kembiritan

Minggu, 25 Juni 2017

Dosa Yang Terus Mengalir


DOSA YANG TERUS MENGALIR

Assalamualaikum, dosa apa yg trus mengalir meski qt sudah meninggal??

Dari: Devi Suherna

Jawaban:

Wa alaikumus salam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Kita sering mendengar istilah sedekah jariyah. Itulah sedekah yang pahalanya akan terus mengalir, meskipun kita telah meninggal dunia. Kita akan tetap terus mendapatkan kucuran pahala, selama harta yang kita sedekahkan masih dimanfaatkan oleh kaum muslimin untuk melakukan ketaatan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: ‘Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.’ (HR. Nasa’i 3651, Turmudzi 1376, dan dishahihkan Al-Albani).

Sebagai orang beriman, yang sadar akan pentingnya bekal amal di hari kiamat, tentu kita sangat berharap bisa mendapatkan amal semacam ini. Di saat kita sudah pensiun beramal, namun Allah tetap memberikan kucuran pahala karena amal kita di masa silam.

Dosa Jariyah

Disamping ada pahala jariyah, dalam islam juga ada dosa yang sifatnya sama, dosa jariyah. Dosa yang tetap terus mengalir, sekalipun orangnya telah meninggal. Dosa yang akan tetap ditimpakan kepada pelakunya, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.

Betapa menyedihkannya nasib orang ini, di saat semua orang membutuhkan pahala di alam barzakh, dia justru mendapat kucuran dosa dan dosa. Anda bisa bayangkan, penyesalan yang akan dialami manusia yang memiliki dosa jariyah ini.

Satu prinsip yang selayaknya kita pahami, bahwa yang Allah catat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas dan amalan yang kita lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas dan amalan itu. Allah berfirman di surat Yasin,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Orang yang melakukan amal dan aktivitas yang baik, akan Allah catat amal baik itu dan dampak baik dari amalan itu. Karena itulah, islam memotivasi umatnya untuk melakukan amal yang memberikan pengaruh baik yang luas bagi masyarakat. Karena dengan itu dia bisa mendapatkan pahala dari amal yang dia kerjakan, plus dampak baik dari amalnya.

Sebaliknya, orang yang melakukan amal buruk, atau perbuatan maksiat, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatan yang dia lakukan, ditambah dampak buruk yang ditimbulkan dari kejahatan yang dia kerjakan. Selama dampak buruk ini masih ada, dia akan terus mendapatkan kucuran dosa itu. – wal’iyadzu billah.. –, itulah dosa jariyah, yang selalu mengalir. Sungguh betapa mengerikannya dosa ini.

Mengingat betapa bahayanya dosa jariyah ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan umatnya agar berhati-hati, jangan sampai dia terjebak melakukan dosa ini.

Sumber Dosa Jariyah

Diantara sumber dosa jariyah yang telah diperingatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Pertama, mempelopori perbuatan maksiat.

Mempelopori dalam arti dia melakukan perbuatan maksiat itu di hadapan orang lain, sehingga banyak orang yang mengikutinya. Meskipun dia sendiri tidak mengajak orang lain untuk mengikutinya. Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Orang ini tidak mengajak lingkungan sekitarnya untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini juga tidak memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa seperti yang dia lakukan. Namun orang ini melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang, sehingga ada yang menirunya atau menyebarkannya.

Karena itulah, anak adam yang pertama kali membunuh, dia dilimpahi tanggung jawab atas semua kasus pembunuhan karena kedzaliman di alam ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا

“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).

Anda bisa bayangkan, orang yang pertama kali mendesain rok mini, pakaian you can see, kemudian dia sebarkan melalui internet, lalu ditiru banyak orang. Sekalipun dia tidak ngajak khalayak untuk memakai rok mini, namun mengingat dia yang mempeloporinya, kemudian banyak orang yang meniru, dia mendapatkan kucuran dosa semua orang yang menirunya, tanpa dikurangi sedikitpun.

Tak jauh beda dengan mereka yang memasang video parno atau cerita seronok di internet, tak terkecuali media massa, kemudian ada orang yang nonton atau membacanya, dan dengan membaca itu dia melakukan onani atau zina atau bahkan memperkosa, maka yang memasang di internet akan mendapat aliran dosa dari semua maksiat yang ditimbulkan karenanya.

Termasuk juga para wanita yang membuka aurat di tempat umum, sehingga memancing lawan jenis untuk menikmatinya, maka dia mendapatkan dosa membuka aurat, plus dosa setiap pandangan mata lelaki yang menikmatinya. Meskipun dia tidak mengajak para lelaki untuk memandanginya.

Kedua, mengajak melakukan kesesatan dan maksiat

Dia mengajak masyarakat untuk berbuat maksiat, meskipun bisa jadi dia sendiri tidak melakukan maksiat itu. Merekalah para juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan.

Allah berfirman, menceritakan keadaan orang kafir kelak di akhirat, bahwa mereka akan menanggung dosa kekufurannya, ditambah dosa setiap orang yang mereka sesatkan,

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25)

Imam Mujahid mengatakan,

يحملون أثقالهم: ذنوبهم وذنوب من أطاعهم، ولا يخفف عمن أطاعهم من العذاب شيئًا

Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibn Katsir, 4/566).

Ayat ini, semakna dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Anda bisa perhatikan para propagandis yang menyebarkan aliran sesat, menyebarkan pemikiran menyimpang, menyerukan masyarakat untuk menyemarakkan kesyirikan dan bid’ah, menyerukan masyarakat untuk memusuhi dakwah tauhid dan sunah, merekalah contoh yang paling mudah terkait hadis di atas.

Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti mereka, pelopor kemaksiatan dan penghasung pemikiran menyimpang, selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah dikubur tanah. Merekalah para pemilik dosa jariyah.

Termasuk juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat dosa, sekalipun dia sendiri tidak melakukannya, namun dia tetap mendapatkan dosa dari setiap orang yang mengikutinya.

Semoga Allah memudahkan kita untuk melakukan amal jariyah dan menjauhkan kita dari dosa jariyah. Amin…

Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
https://konsultasisyariah.com/23654-dosa-yang-terus-mengali…

"Para Netizen"

Nasehat Berharga Ustadz Nuzul Dzikri, Lc Untuk Para Netizen, atau semisalnya yang aktif di sosial media,

semoga nasehat ini bermanfaat bagi saya khususnya,

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān dan akhwāt yang saya muliakan.

Adab dan Hukum di Sosial Media - HISAB :

Sebelum kita:

‌memberikan comment,
‌memposting sebuah gambar atau meng-upload sebuah video,
‌men-share sebuah artikel atau men-copy paste,

maka perlu dicamkan bahwa:

‌setiap yang kita tulis,
‌gambar yang kita posting,
‌video yang kita upload,

AKAN DIHISAB oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Semuanya TANPA TERKECUALI.

Huruf-hurufnya akan dihisab oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

"Dan apapun yang keluar dari lisan anda akan dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid."
(QS Qāf: 18)

⇛ Apapun yang anda katakan dan diqiaskan apapun yang anda tuliskan di sosmed tersebut.
⇛ Semuanya akan dicatat dan akan dihisab oleh Allāh.

Allāh akan TANYA semua artikel yang kita tulis, artikel yang kita copy paste, yang kita share, yang kita berikan pada pihak lain.

Kalau kita comment, comment kita akan dihisab oleh Allāh.

Kalau kita membahas sebuah masalah di grup kita: masalah dakwah, masalah politik, masalah ekonomi pada saat ini, SEMUANYA AKAN DIHISAB oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan semuanya akan tercatat rapi dibuku para malāikat.

Bukankah Allāh berfirman dalam surat Al Infithār ayat 12:

يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

"Para malāikat-malāikat itu tahu apa yang anda ucapkan."

‌Tahu apa yang anda posting.
‌Tahu apa yang anda upload.
‌Tahu apa yang anda sampaikan kepada pihak lain.

Walaupun mungkin tidak pakai nama kita, tapi malāikat tahu kita pakai nama samaran. Lalu kita serang orang, kita jelek-jelekan, kita buat rusuh, para malaikat tahu. Maka camkan baik-baik, pikirkan matang-matang.
Imam Nawawi mengatakan:
"Jangan comment kecuali kita tahu ini bermanfaat bagi kita."

Kalau kita ragu, diam!

Nabi mengatakan:

مَنْ صَمَتَ نَجَا
"Barang siapa yang diam, dia akan selamat."
(HR Tirmidzi nomor 2425 versi maktabatu Al Ma'arif nomor 2501)

Apalagi ini zaman fitnah. SEMAKIN BANYAK COMMENT SEMAKIN BANYAK HISAB kita pada hari kiamat.

Semakin banyak kita aktif, apalagi tidak ada manfaatnya sama sekali, akan semakin banyak pertanyaan-pertanyaan Allah kepada kita.

Maka camkan baik-baik, semua akan dihisab! Semuanya TANPA TERKECUALI.

⇛ Simbol-simbol yang kita berikan akan dihisab.

‌Kalau ada orang yang sakit hati gara-gara ucapan kita di sosmed kita akan dihisab oleh Allāh.

‌Kalau ada kesalahan yang kita berikan, kita akan dihisab oleh Allah.

‌Ada data yang tidak valid, kita akan dihisab oleh Allah.

Tidak ada yang gratis di sosmed, sampai hisabnya diperhitungkan.

Walaupun antum dapat wifi gratis, tapi semua ucapan antum tidak ada gratisnya. SEMUA DIHITUNG oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Maka hati-hati dalan masalah ini. Semua MEMBERNYA, ADMINNYA, menjadi pemegang kuncinya.

Ada yang punya Facebook, semakin banyak follower tanggung jawab kita semakin besar dihadapkan Allāh. Semua dihisab!

Ada orang punya follower di Twitter misalnya 500 ribu orang atau 2 juta orang, begitu dia menyampaikan yang salah dan itu diimani/diyakini atau diterima oleh 2 juta, semuanya akan menyalahkan dia pada hari kiamat kelak.

Semua akan DIHISAB oleh Allah !

⑶ Point ke tiga: NIAT

Ketika kita masuk ke dunia ini, niatkan karena Allāh. Niatkan untuk menjalin silaturahim.

Jadi ketika kita buat grup keluarga, niatnya silaturahim, itu dapat pahala.

Kaidah fiqh mengatakan:

الوسائل لها أحكام المقاصد
"Sarana dihukumi sama dengan tujuan."

Jadi ketika kita buat grup keluarga atau kita berteman di Facebook dengan keluarga besar, niatnya silaturahim, akan dapat pahala silaturahim.

Ketika kita membuat grup yang tujuannya untuk menjaga ukhuwah Islāmiyah, karena Allāh berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
"Sesungguhnya umat Islam itu saling bersaudara."
(QS Al Hujurāt :10)

Maka kita dapat pahala ukhuwah Islamiyah.

Niat itu penting:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ,
"Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung niatnya."

Jadi hadirkan niat untuk dakwah.

‌Saya tidak bisa ceramah ustadz, saya tidak punya ilmu.

‌Saya tidak bisa membuat artikel. Tapi saya bisa menshare tulisan-tulisan ustadz-ustadz yang mengajarkan sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada beberapa grup yang saya buat. Itu niatnya!

Tapi kalau niatnya hanya seru-seruan, kumpul-kumpul saja, lalu nanti kopdar dan kopdar pun tidak ada unsur ibadah, unsur taqarrub, tidak ada suasana amal shālih, ingatlah kita akan DIHISAB oleh Allah.

Dan sekali lagi, ini FATAL. Karena kalau di dunia nyata saya berbicara dengan satu orang, tapi kalau sudah pakai medsos, dia akan copy paste ucapan saya, dia akan SEBAR lagi ke sepuluh orang, dua puluh orang, lima belas orang, tiga puluh orang, seratus orang.

Iya kalau benar, kalau SALAH ?

Sekarang main copy paste, copy paste, copy paste hati-hati, ngeri.

Pembicaraan kita difoto lalu dikirim lagi ke beberapa grup. Inikah Si Fulān yang bilang begini? Akhirnya banyak yang marah lalu dosa kita banyak sekali.

Apabila kita sedang ngomong begini, kemudian saya salah ngomong, lalu lima menit kemudian saya minta maaf. Saya mengatakan, "Mohon maaf itu yang saya omongkan tadi tolong dihapus ya," selesai!

Tapi kalau saya masukkan sebuah foto di sebuah grup atau di Facebook satu menit kemudian foto itu bisa ada di Dubai, di New York, di Sydney, di Surabaya, di Irian Jaya. Itu tidak terkontrol, tidak bisa antum keluarkan (menarik foto itu lagi).

Apalagi sekarang, wanita-wanita yang TERBUKA AURATNYA. Ketika dia selfie lalu dia upload fotonya di Facebooknya, kemudian tahun depan dia TAUBAT, fotonya masih ada atau tidak?
Bisa BEREDAR TERUS FOTONYA.

Maka pikirkanlah 1000 kali untuk menaruh sesuatu di media sosial (medsos). Ini tidaklah mudah.

Bisa jadi shalāt kita, puasa kita, dzikir kita HANCUR gara-gara medsos yang kita gandrungi selama ini.

Maka niatlah yang benar!
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung niatnya."

⇛ Kalau niat kita ikhlās ini lumbung pahala yang begitu luar biasa.

Waallahu ta' 'ala a'lam bishowab

Akhi Ukhti. .
Dengarkanlah Nasihat Berharga Ini

Betapa nikmatnya menyeruput secangkir teh hangat di pagi hari yang sejuk.
Betapa lezatnya menikmati suguhan es teler di tengah panasnya terik mentari yang menyengat.
Betapa indahnya duduk di sebuah taman yang indah bersama orang-orang yang dicintai.

Namun semua kenikmatan itu akan terputus.
Akan sirna dan lenyap. Berganti dengan azab Allah dan siksanya bila ternyata kita terlena selama berada di dunia. Tersilaukan dengan kenikmatan sementara sehingga lupa. Bahwa setiap detik yang berlalu akan ditanya.

Mereka yang tidak lulus dalam menjawab soal-soal tersebut. Maka tiada lagi senyum yang menghias di bibir. Tiada lagi secangkir teh hangat. Atau semangkuk es teler. Yang ada hanyalah siksaan dan siksaan. Tiada pernah berhenti sejenakpun.

Pernahkah kau melihat ikan goreng yang telah mengelupas kulitnya. Bagaimana kiranya bila wajahmu yang digoreng? Tengoklah rintihan penghuni neraka:

Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu. Mereka (penghuni surga) menjawab: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. (QS Al-Araf: 50)

Bahkan karena pedihnya siksaan yang diterima, mereka minta mati. Iya mereka minta mati. Mereka menyeru Malik penjaga neraka.

Mereka berseru: Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja. Dia menjawab: Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).. (QS Az-Zukhruf: 77)

Tiada kematian di sana. Akhi ukhti. Sebelum nasi menjadi bubur. Saatnya mengoreksi diri. Setiap kau meneguk air. Tanyakan pada dirimu apakah kelak aku akan meneguknya di akhirat?

Atau... Ya Allah masukkan hamba ke surga-Mu. Dan jauhkan hamba dari neraka-Mu. Aamiin.

[Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah]

G+

1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More